Mahasiswa Vokasi ikuti Sosialisasi kuliah di Edith Cowan University Australia

Keinginan atau mimpi untuk mendapatkan akses kuliah di luar negeri bagi mahasiswa biasanya terkendala oleh keterbatasan penguasaan bahasa asing, faktor finansial atau biaya kuliah dan biaya hidup di luar negeri yang relatif mahal. Serta kesiapan mental bagi mahasiswa untuk mampu bersaing dan hidup berjuang sendiri di negara lain. Dibutuhkan kesiapan yang matang untuk dapat mengakses pendidikan di luar negeri, hal ini diungkapkan oleh Arnantyo Naresyworo selaku CEO dari Naresy Internationl Educational Consultant (NIEC) pada sosialisasi dan kunjungan NIEC dan Edith Cowan Universtiy dan Edith Cowan College pada Senin (23/10) di Aula Gedung Layanan Akademik Fakultas Vokasi Universitas Negeri Yogyakarta Kampus Wates.

NIEC merupakan konsultan pendidikan yang memfasilitasi bagi mahasiswa yang ingin menempuh pendidikan di luar negeri. Pada kesempatan ini NIEC berkolaborasi dengan mendatangkan langsung perwakilan dari perguruan tinggi dari Australia, Edith Cowan University dan Edith Cowan College, Princess Bonafacio dan Lili Fang.

Dalam presentasinya, Princes Bonafacio menyampaikan bahwa Australia menempati peringkat tiga untuk pilihan study ke luar negeri. Australia memiliki 8 perguruan tinggi dari 100 perguruan tinggi terbaik di dunia. Dan untuk Edith Cowan University memiliki pilihan untuk berbagai macam jurusan baik dengan pilihan gelar untuk sarjana dan master. “Edith Cowan University yang berdiri tahun 1991 memiliki 30.000 mahasiswa telah mempertahankan peringkat sebagai universitas dengan peringkat bintang lima untuk kualitas pengajaran dalam Good Universities Guide dan telah mempertahankan rekor ini selama 17 tahun berturut-turut, imbuh Princes.

Ditambahkan Lily Fang, bahwa bagi mahasiswa internasional, pemerintah Australia memberikan hak untuk mendapatkan kerja part time disela sela perkuliahaan dengan durasi 24 jam selama 1 minggu. “Mahasiswa dapat proaktif untuk mengecek di website komunitas yang menyediakan layanan part time pekerjaan. Dan pekerjaan part time ini juga ada yang mensyaratkan tanpa pengalaman kerja. Jadi

Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Vokasi, Prof. Dr. Komarudin, S.Pd., M.A menyampaikan bahwa ini merupakan momentum yang bagus bagi para mahasiswa untuk dapat membuka wawasan baru dan mimpi untuk bisa melanjutkan kuliah di luar negeri. “Semoga kesempatan ini bisa dijadikan pemantik bagi mahasiswa untuk menemukan jalan atau langkah-langkah untuk menempuh pendidikan di luar negeri, tambah Komarudin.

Menurut mahasiswa Administrasi Perkantoran, Sketsa Annisa Marsyafina, menyampaikan bahwa sebuah kesempatan emas dapat menjadi perwakilan untuk mendengarkan langsung tentang menempuh perkuliahaan di Australia. “Saya menyukai desain. Saya bermimpi saya dapat melanjutkan Pendidikan di Australia dan mengambil seni atau desain, “ ucapnya antusias. (Tusti)