EKSPRESI RASA DALAM BINGKAI WARNA DI UNY KAMPUS WATES

“Patut disayangkan ketika mata pelajaran seni rupa diberikan pada jam jam terakhir yang notabene siswa sudah tidak antusias. Seolah menggambar adalah sesuatu yang dianggap tidak penting. Padahal dalam seni rupa terutama melukis merupakan sebuah kemampuan yang dibutuhkan pemikiran tingkat tinggi. Bagaimana berpikir imajinatif tanpa fakta dan data dan menuangkan dalam media yang diinginkan. Dibutuhkan perencanaan yang matang, aplikasi yang tepat dan penyempurnaan hasil akhir. Dan itu merupakan hal –hal yang patut diketahui oleh peserta didik, “ ungkap Ketua Pengelola UNY Kampus Wates, Bambang Saptono, M.Si dalam pembukaan kegiatan Pameran Seni Rupa bertajuk

Ekpresi Rasa dalam Bingkai Warna yang digelar oleh Mahasiswa PGSD UNY Kampus Wates pada Rabu (16/6/2018) di Lapangan Basket UNY Kampus Wates. kegiatan ini juga mengundang siswa- siswa SD di lingkungan Kulon Progo.

Dalam kesempatan tersebut ketua Pengelola juga mengajak kepada para siswa yang hadir untuk tidak saja melihat tapi mengamati hasil karya seni rupa yang ditampilkan.” Jika ada yang kurang jelas atau belum paham tentang teknik pembuatan atau yang lain tanyakan kepada kakak mahasiswa. Serap ilmu sebanyak-banyaknya dari kakak kakak mahasiswa yang akan memperkaya pengetahuan tentang seni rupa,’’ harap Bambang.

Ketua Panitia Kegiatan, Bagas Adi Atma menyampaikan bahwa pada pameran seni rupa ini menampilkan sebanyak 140 hasil karya mahasiswa PGSD. Dalam pameran seni rupa ini kita ingin mengenalkan kepada para peserta didik tentang teknik seni rupa. Biasanya para siswa menghasilkan karya seni rupa dengan teknik yang mengandalkan pewarna seperti krayon pastel, pensil warna ataupun spidol. Pada kegiatan ini akan dikenalkan tentang teknik melukis seperti mozaik, kolase, teknik montase, finger painting, dan teknik tarik benang.” Kegiatan ini juga merupakan tugas akhir perkuliahan Pendidikan Seni Rupa dan Ketrampilan SD yang diampu oleh Suwarna, M.Pd .

Pada kesempatan tersebut juga ditampilkan pertunjukan wayang perca oleh Desinta Nurmalasari dengan judul Bidadari Tak Bersayap. Serta Juga ada ketrampilan berkreasi membentuk objek 2 atau dimensi dengan kertas kokoru. (Tusti)